Unggulan Wawancara

Susi Syahdonna Marleny Bachsin SE MM tentang Bengkulu 2020 dan Selanjutnya

Di sela rehat Sidang Paripurna Tahunan MPR, 16 Agustus 2019, Anggota Komisi IV DPR dari Daerah Pemilihan Bengkulu, Susi Syahdonna Marleny Bachsin SE MM menyempatkan diri menjawab beberapa pertanyaan dalam satu sesi wawancara dengan EksNews. Berikut petikan wawancara dengan Donna, panggilan akrabnya, tentang perannya di Komisi IV DPR maupun sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bengkulu:

Apa rencana Anda ke depan sebagai Wakil Rakyat Bengkulu di DPR?
Rencana saya ke depan sebagai wakil rakyat daerah pemilihan Bengkulu, tentunya saya akan lebih siap dan lebih semangat untuk menyuarakan aspirasi segenap warga Bengkulu, khususnya di bidang yang diamanatkan kepada saya. Jika tetap di Komisi IV bidangnya adalah pangan, pertanian, maritim, dan kehutanan.

Sejauh ini bagaimana pengalaman Anda di Komisi IV DPR?
Alhamdulillah, khusus untuk Bengkulu, para petani sudah bisa meningkatkan hasil produksi pangan, Ternyata masih ada lahan perswahan di bengkulu yang hanya menghasilkan sekali panen dalam setahun. Nah yang seperti ini kita upayakan untuk menjadi dua kali panen dalam setahun. Selain itu kita juga memberikan bantuan bibit terutama untuk empat komoditas, yaitu pala, kopi, lada, dan cokelat. Bibit durian juga kita berikan.

Untuk periode 2019-2024 bagaimana?
Nah ke depan, kalau saya diizinkan tetap di Komisi IV tetunya saya akan lebih memajukan lagi petani Bengkulu agar lebih giat lagi. Terutama untuk yang telah menerima berbagai bantuan, kita akan memacu lagi produktivitas para petani dan pekebun.

Pelaksanaannya seperti apa?
Selama ini, banyak yang menerima bantuan kemudian dilepas begitu saja sehingga sulit mengukur keberhasilan penyerahan bantuan itu. Nah, ke depan, saya akan mengupayakan agar pemerintah juga menjamin penyuluh pertanian lapangan (PPL).

Menjamin PPL itu maksudnya apa ya?
Begini, rencananya para PPL ini akan menjadi pendamping, tapi dipilih yang muda-muda. Menurut saya, justru yang sudah senior harus juga diperhatikan karena pengalamannya sangat bermanfaat bagi para petani mengingat jam terbang mereka sudah tinggi. Misalnya di bidang perawatan alsintan (alat mesin pertanian).

O ya seperti apa kondisinya bantuan alsintan di Bengkulu?
Ke depan saya ingin pemerintah tidak hanya memberikan bantuan alsintan begitu saja. Saya ingin pemerintah juga menyediakan layanan perbaikan jika ada kerusakan pada alsintan. Kan sayang, nilai bantuan alsintan itu tinggi tapi bisa terbengkalai karena para petani dan PPL tidak memiliki fasilitas perbaikan dan perawatannya. Jadi, kita temukan alsintan yang rusak dibiarkan tanpa perbaikan. Ini harus diperbaiki. Di sisi lain, para petani yang sudah menerima bantuan tidak berhak lagi menerimanya di tahun-tahun berikutnya, padahal mesinnya sudah tak berfungsi.

Mungkin ada masalah lain yang menurut Anda perlu perbaikan?
Ya, dalam bantuan bibit hendaknya petani itu juga mendapat bimbingan mulai dari penanaman hingga tanaman menghasilkan. Jangan misalnya, bimbingan hanya satu atau dua kali pertemuan saja. Harus ada pelatihan kontinyu untuk para petani, dan juga ketersediaan pupuk yang memadai agar hasil tanamannya lebih banyak.

Tapi, kebijakan pemerintah tampaknya memperbanyak impor termasuk produk pangan dan pertanian?
Ya, sejak 2014 kita memperjuangkan agar impor pangan dan produk pertanian lainnya tidak merugikan petani. Impor itu hendaknya selektif, bukan tidak boleh impor. Ketika kita kekurangan, baru kita impor. Jangan juga impor pada saat petani sedang panen.

Tentang kondisi kesejahteraan para petani bagaimana?
Pengertian sejahtera itu memang masih banyak perdebatan. Begitu juga dalam penyerahan bantuan, apakah kita sudah tepat sasaran memberikan bantuan kepada yang tidak mampu atau yang berpotensi menghasilkan. Ini juga masalah. Misalnya dalam kelompok tani itu ada yang memang sudah mampu tapi menerima bantuan karena di kelompok tani juga beragam kemampuannya. Malah ada masukan dari para petani bahwa bantuan itu kurang tepat sasaran. Nah, saya merasa bahagia bahwa para petani terutama di Bengkulu sekarang mau menyampaikan aspirasinya melalui wakil mereka di legislatif. Dengan begitu, saya juga tidak segan menyampaikannya kepada eksekutif, minta kepada menteri sesuai bidangnya untuk memenuhi harapan para petani.

Salah satu keluhan petani Bengkulu adalah soal pasca panen, terutama pemasarannya. Menurut Anda bagaimana?
Saya melihat salah satu masalah adalah pelabuhan. Di Bengkulu ada pelabuhan Pulau Baai mau jadi Kawasan Ekonomi Khusus. Saya berharap ini akan memperbaiki kondisi termasuk penanganan hasil produksi Bengkulu di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, maupun hasil olahannya. Kita melihat hasil perikanan Bengkulu itu sangat bagus tapi kurang pemasarannya. Belum lagi dampak ikutannya kalau kita melirik sektor pariwisata ini juga menjadi tugas saya agar Bengkulu ke depan lebih baik.

Jadi, pariwisata Bengkulu 2020 menurut Anda bagaimana?
Pada 2020 kan ada program Wonderful Bengkulu. Ini memerlukan detail atau rincian pelaksanaannya agar menjadi program berkesinambungan yang dampak ekonominya juga berkelanjutan. Pemerintah Provinsi perlu sosialisasi lebih intensif kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka juga bersiap-siap. Jangan sampai setelah Wonderful Bengkulu, pariwisata tenggelam lagi karena kita kurang siap. Kalau mau, kita kan punya Pulau Enggano yang dapat dijadikan destinasi khusus.

O ya, Bengkulu 2020 juga ada Pilkada Gubernur, sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Bengkulu apa yang bisa Anda kemukakan?
Kalau ada kader Partai Gerindra yang akan maju, silakan. Nanti DPP Partai Gerindra yang memutuskan. Saya pribadi lebih memilih tetap berada di legislatif karena banyak hal yang masih harus dikerjakan. Tapi, kalau ternyata DPP Partai Gerindra menugaskan saya maju, kita tidak akan menolak. Jadi, semuanya masih dalam proses.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *