EksNews | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menetapkan dua direktur baru pada jajaran direksi PT ASDP Indonesia Ferry (Persero). Dua pejabat baru itu adalah Wahyu Wibowo sebagai Direktur SDM dan Layanan Korporasi serta Kusnadi Chandra Wijaya sebagai Direktur Teknik dan Fasilitas.
Penunjukan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor SK-338/MBU/12/2019 tanggal 27 Desember 2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT ASDP Indonesia Ferry yang diserahkan oleh Pelaksana Tugas Deputi bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Yuni Suryanto di Kementerian BUMN, Senin siang, 30/12/19.
Dalam SK Menteri BUMN Nomor: SK-338/MBU/12/2019, Menteri BUMN selaku RUPS memberhentikan dengan hormat La Mane dari jabatan Direktur Teknik dan Fasilitas ASDP. Direktur SDM dan Layanan Korporasi Wing Antariksa juga diberhentikan dari jabatannya. Sebelumnya pengangkatan keduanya masing-masing berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-94/MBU/06/2015 jo SK-72/MBU/04/2017 jo SK-78/MBU/04/2019.
“Dengan bergabungnya dua direktur baru diharapkan dapat berkontribusi positif dalam memajukan perseroan,” tutur Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi dalam keterangan tertulis. Ira juga menyampaikan apresiasi kepada dua direktur sebelumnya, Wing Antariksa yang telah berperan besar dalam transformasi pengembangan SDM dan La Mane yang membuat terobosan operasional.
Wahyu Wibowo, sebelumnya menjabat sebagai Kepala Biro Umum dan Humas Kementerian BUMN. Sedangkan Kusnadi Chandra Wijaya merupakan pejabat karier di ASDP. Dia sebelumnya menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Internal (SPI).
Kinerja ASDP belakangan ini memang sedang suram. Menurut Laporan Tahunan ASDP tahun 2018 lalu, perseroan tercatat mengalami penurunan laba tahun berjalan sebesar 5,33 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan usaha memang tumbuh sebesar 6,77 persen, tapi lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan beban usaha yang mencapai 26 persen. Alhasil, laba usaha turun sebesar 20 persen.
Peningkatan pendapatan usaha di 2018 itu disebabkan oleh pendapatan usaha pelabuhan yang tumbuh sebesar sembilan persen, pendapatan usaha penyeberangan sebesar delapan persen, dan pendapatan usaha aneka jasa dan kerja sama sebesar satu persen.
Pada 2018, arus kas mengalami penurunan sembilan prsen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini yang disebabkan oleh adanya kegiatan Perseroan. Mulai dari adanya peningkatan aktivitas operasi sebesar tujh persen yang bersumber dari kegiatan hasil usaha.
Ada pula peningkatan aktivitas pendanaan pada tahun 2018 sebesar 604% dari tahun 2017 yang bersumber dari utang bank dan penyertaan modal pihak ketiga pada entitas anak. Serta, adanya peningkatan aktivitas investasi sebesar 125% dari tahun 2017 yang bersumber dari pengadaan aset tetap. ~Rodiatan Mardiyah