EksNews | Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti kembali menyambangi daerah. Kali ini Provinsi Bengkulu menjadi agenda yang dikunjungi. LaNyalla hadir bersama sembilan Senator. Satu di antaranya adalah Wakil Ketua III DPD RI Sultan Baktiar Najamuddin, yang juga putra daerah Bengkulu.
Selain itu, tampak hadir tiga Senator asal Bengkulu lainnya, yakni Ahmad Kanedi, Riri Damayanti dan Eni Khaerani. Sementara empat Senator lainnya, semua berasal dari pulau Sumatera. Masing-masing Fachrul Razi (Aceh), Alirman Sori (Sumatera Barat), Ustadz Zuhri M. Syazali (Bangka Belitung), Dharma Setiawan (Kepulauan Riau) dan Edwin Pratama Putra (Riau).
“Pak Gubernur, saya sengaja hadir membawa banyak Senator. Tidak hanya dari Bengkulu, tetapi juga dari sebagian Pulau Sumatera. Hal ini karena niat kami, untuk membantu mengatasi problem konektivitas infrastruktur yang selama ini dirasakan Bengkulu, sebagai salah satu provinsi di Sumatera,” kata LaNyalla di Kantor Gubernur Bengkulu, Jl. Pembangunan No. 1 Kota Bengkulu, Senin malam, 20 Januari 2020.
Dalam acara yang dikemas dengan gala dinner (makan malam bersama) tersebut, mantan Ketua Kadin Jawa Timur itu juga menyinggung pentingnya Pemprov Bengkulu memberikan dukungan kepada dunia usaha, khususnya pengusaha lokal, terutama yang tergabung di Kadin atau Hipmi dan asosiasi-asosiasi yang ada.
Menurut dia, dengan lahirnya pengusaha baru, maka aka nada penyerapan tenaga kerja. Implikasinya akan terjadi pertumbuhan ekonomi.
“Dan pertumbuhan ekonomi itu berbanding lurus dengan penurunan angka kemiskinan. Apalagi angka kemiskinan di Bengkulu masih berada di peringkat 7 nasional dan nomor 2 di Sumatera. Ini musti mendapat perhatian serius. Salah satunya memang konektivitas infrastruktur. Sehingga moda barang dan jasa menjadi lebih murah,” urai LaNyalla dalam sambutannya.
Dia pun memberikan ilustrasi sebagai contoh, bagaimana Provinsi Jawa Timur dapat menurunkan angka kemiskinan sehingga bisa di atas rata-rata nasional, melalui program APP (anti-poverty program). Yang udah dijalankan sejak kepemimpinan Gubernur Soekarwo hingga sekarang Gubernur Khofifah Indar Parawansa.
“Bukan karena saya berasal dari Jatim, tetapi program APP Jatim saya rasa bisa menjadi inspirasi,” tandasnya.
Program APP di Jatim adalah dengan membentuk kelompok usaha masyarakat yang diberi modal hibah alat produksi, dan dibarengi dengan disiapkannya mitra usaha sebagai pembeli atau penampung hasil produksi.
Sedangkan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah memaparkan ‘obsesinya’ membuka konektivitas Bengkulu. Menurut dia posisi Bengkulu terkurung dengan hutan lindung Bukit Barisan dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Secara geografis, letak Bengkulu menjadi strategis lantaran berbatasan dengan empat provinsi yakni Lampung Jambi Sumbar dan Sumsel.
“Posisi ini sangat strategis ketika konektivitasnya dibuka. Apalagi kita (Bengkulu.red) memiliki pelabuhan di mulut samudera yakni Pelabuhan Pulau Baai. Jelas potensial menjadi jalur logistik alternatif, mengingat jalur Selat Malaka semakin padat,” papar Rohidin saat gala dinner yang berlangsung di Balai Raya Semarak Bengkulu itu.
Kondisi Provinsi Bengkulu, lanjut Rohidin, posisi angka kemiskinannya masih berada di atas rata-rata nasional. Kendati demikian, imbuhnya, sinergi yang ia bangun bersama seluruh level pemerintahan dan lembaga, berhasil menekan angka kemiskinan secara progresif.
“Kini di angka 15 persen, menurunannya cukup progresif. Apalagi kalau konektivitas segera dibuka, struktur kelembagaan daerah dan perguruan tinggi di-upgrade, kita optimis Bengkulu akan lebih berkontribusi dalam pembangunan nasional,” ucap Rohidin dengan menambahkan bahwa dirinya percaya DPD RI dengan semangat baru akan lebih mantap meyakinkan pemerintah pusat.
“Salah satunya pelabuhan di Pulau Baai. Kami ingin pelabuhan tersebut menjadi modern integrated port, sehingga terkoneksi dengan program tol laut dari Pelabuhan Panjang di Lampung hingga Sabang di Aceh,” tukasnya.
Konektivitas darat, dan pengembangan Pelabuhan laut juga udara, dikatakan Rohidin bukan hanya berdampak positif untuk Bengkulu saja. Diceritakan, hasil kajian bersama Bank Indonesia, outlook peningkatan ekonomi ketika tol laut sisi barat Sumatera terkoneksi, tol trans sumatera tersambung, sumbangsih peningkatan ekonomi bisa mencapai 0,7.
“Hasil Rakor Gubernur Se-Sumatera tahun 2019 kemarin kami merekomendasikan konektivitas tersebut. Jadi mohon DPD dari Bengkulu, dan dari provinsi tetangga, mumpung ini ada ketua juga, kita dorong ini bersama supaya terwujud,” harap gubernur. ~Rodiatan Mardiyah