Pasca Reformasi 1998 yang memberikan kebebasan lebih untuk media, EksNews lahir pada 2004 berformat majalah bulanan konvensional sesuai dengan masanya. Lantas, seiring dengan tahapan Revolusi Industri 4.0 berbasis peningkatan peran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), muncul kecenderungan konvergensi yang menggabungkan berbagai format media massa pada satu lembaga. Namun, hanya dengan kapasitas sumberdaya kapital dan sumber daya manusia memadai yang memungkinkannya.
Maka, sadar atau tidak, era disrupsi pun berlangsung. Toh media perlu bertahan. setidaknya menyesuaikan diri dengan perubahan akibat disrupsi tadi. Maka EksNews pun menyesuaikan diri dengan tahapan Revolusi Industri 4.0 berbasis TIK dengan memperhitungkan sumber daya kapital dan sumber daya manusianya.
Alhasil, bentuk penyesuaian diri EksNews adalah bertahan dengan media online sambil berusaha mengembangkan diri. Bukan hanya format medianya saja, melainkan juga penyesuaian kontennya.
Namun, penyesuaian-penyesuaian EksNews terhadap disrupsi Revolusi Industri 4.0 tetap berpijak pada misi awalnya untuk menyediakan informasi bagi kalangan eksekutif, para pengambil keputusan, di sektor pemerintahan, bisnis, maupun komunitas profesional lainnya. Sesuai dengan misi awalnya untuk fokus pada kalangan pengambil keputusan, konten media EksNews berusaha memenuhi hal yang tampaknya kurang mendapat perhatian komunitas eksekutif: keamanan, ketertiban, dan penegakan hukum; padahal ketiga faktor itu justru sangat kuat pengaruhnya terhadap kualitas keputusan maupun dampaknya untuk pribadi, keluarga, lingkungan terdekat, maupun lingkungan yang lebih luas di bidang ekonomi, politik, dan hukum, pada tingkat nasional maupun global.
Dengan latar belakang seperti itu, jadilah EksNews sekarang, berformat media online, yang menyediakan informasi aktual tentang keamanan dan ketertiban masyarakat, serta penegakan hukum, dan tentu saja berkaitan dengan pengambilan kebijakan di bidang pemerintahan, swasta, maupun profesional lainnya. Akhirnya, EksNews ingin mewujudkan filosofi bahwa bukan yang terkuat atau yang paling cerdas yang akan bertahan, melainkan yang paling sanggup menyesuaikan diri dengan perubahan.